INFO TERBARU

Minggu, 21 September 2014

STRATEGI BEBEK FRESH UNTUK MENSINERGIKAN KEPENTINGAN GUNA MENYUSUN KEKUATAN.





Mengawali usaha di bidang Unggas bebek dengan menjadi Peternak Langsung. Tentu kami sangat paham dengan kondisi Usaha Peternakan bebek. ada beberapa hal yang menjadi kendala sebagai Peternak bebek. Berikut diantaranya :

  1. Suplay DOD yg tidak berkualitas.   
 Banyak beredar di Pasaran DOD yang asal2an maupun Oplosan. tentu ini sangat merugikan peternak. Karna DOD yang tidak berkualitas tentu akan mengakibatkan mortalitas atau kematian yang tinggi. selain itu DOD yang kurang baik tentu juga akan mengakibatkan lambatnya pertumbuhan Bebek. sehingga waktu panen menjadi lambat. sehingga biaya pakan membengkak dan Peternak berpotensi mendapatkan kerugian.

     2. Harga Pakan yang Mahal.

Pakan memegang 70% lebih dari total biaya ternak. Pakan Pabrikan selalu naik dan tidak pernah turun. Harga pakan yang mahal, tentu akan berimbas pada margin peternak. Banyak peternak yang mencoba mengirit pakan dengan cara mengurangi pakan yang bergizi pada bebek dengan menambahkan obat2an yang selalu diiklankan bisa mengubah pakan jelek menjadi pakan bagus. Ini sangat tidak masuk akal..bagaimana dengan hanya satu atau dua tetes obat bisa mengubah nilai gizi pakan..Bahkan fermentasipun hanya membuat nutrisi pada pakan mudah diserap tubuh. Nah, kalau memang pakan jelek tentu Nutrisi yg diserappun juga tidak ada. Untuk itu peternak berharap ada pakan yg bagus namun  masih terjangkau.

    3. Pemasaran Saat panen.

Pada dasarnya peternak untuk beternak berapapun mau. Asal ada kepastian pasar saat panen. Banyak peternak yang belum mempunyai hubungan dengan para pengepul maupun pembeli bebek. Wal hasil, setiap kali bebek siap panen, peternak juga masih dibingungkan untuk menjual hasil ternaknya. Padahal peternak sudah ikut menyumbang keuntungan kepada para Penjual DOD dan Penjual pakan. Tanpa Peternak tentu Para Penjual DOD dan PAKAN tidak akan bisa menjual barang daganganya. namun para Penjual DOD dan PAKAN jarang memikirkan hal tersebut. dan harusnya semua saling mendukung dan Bersinergi untuk memperlancara semua kegiatan usaha.

BEBEK fresh yang kini terus mengembangkan Usaha Meliputi Rumah Potong Bebek dan Produsen daging Bebek. kini juga sudah membuka beberapa Agen supllier di kota besar. Termasuk Semarang dan Jakarta. Kepercayaan yang tinggi dari Konsumen terus membuat kami terpacu untuk meningkatkan hasil produksi. Bebek Fresh juga kualahan dengan semakin banyaknya permintaan untuk menjadi Agen Supplier daging Bebek di kota2 lainya.

Untuk itu, Kini Bebek fresh Membuka diri untuk mensinergikan beberapa kepentingan dengan para Peternak.diantaranya :

  1. JUAL DOD BERKUALITAS :  
DOD yang dikeluarkan BEBEK Fresh adalah jenis Bebek Lokal SOLO. Bebek lokal SOLO selama ini hanya dijual dilingkungan peternak kami. DOD yang beredar di pasaran biasanya dari jenis MOJOSARI, HIBRIDA, Peking dan jenis lainya. Bebek lokal solo mempunya daya tahan tubuh yang lebih bagus dan juga Pertumbuhan yang cepat. Umur 45 hari sudah mencapai rata2 berat 1,1 -1,2 rata-rata.

   2. JUAL PAKAN MURAH :

Untuk mensiasati melambunganya pakan Buatan pabrik. Bebek fresh bekerja sama dengan Pabrik Pakan untuk dapat menjual pakan murah namun Berkualitas. Pakan yang dijual meliputi pakan Starter (voor) dan juga Pakan Grower (Konsentrat). Peternak tidak perlu takut soal hasil dari memakai pakan kami. Karna sudah kami buktikan di kelompok peternak kami.

  3. BELI BEBEK POTONG :

Bagi para peternak yang membeli dod maupun pakan dari kami. Peternak tidak perlu takut soal kepastian Pasar. Bentuk tanggung Jawab kami sebagai penyedia DOD atau BIBIT seta PAKAN, kami Buktikan dengan membeli hasil panen para Peternak. Harga beli kami biasanya lebih tinggi dari para pengepul. Kenapa ? karna biasanya para pengepul juga setor bebek ke kami. dan kami juga memliki standard khusu dalam pembelian bebek hidup. Jika peternak langsung bisa akses ke kami, maka tentu saja harga jual peternak juga tinggi. karna tidak perlu lewat broker maupun pengepul.

Sebagai Produsen daging Bebek, tentu yang menjadi kendala bagi kami adalah soal kepastian Stock. Artinya dengan semakin meningkatnya minat para investor untuk bergabung menjadi agen supplier bebek dikotanya..dan juga semakin meningginya kepercayaan para konsumen pemilik usaha kuliner. Kebutuhan kami selalu naik setiap hari. dan ini merupakan peluang bagi para peternak Untuk bisa bekerja sama dengan kami.sehingga Peternak mendapatkan Kepastian Pemasaran dan kami juga Mendapatkan Kepastian PAsokan. dan Itulah Bentuk Sinergi yang kita inginkan.

Dengan bertemunya akan kebutuhan masing - masing..Peternak mendapat kepastian pasar dan kita mendapat kepastian Stock. Kedepan kami yakin, kita sama - sama akan bertumbuh dan menjadi Besar. Sehingga kita punya kekuatan untuk bersaing dengan para pengusaha dibidang bebek yang lain.Semoga misi kami "PETERNAK SEJAHTERA, INDONESIA JAYA" akan segera terwujud dan tidak hanya menjadi mimpi kosong di siang hari.

untuk informasi lebih lanjut.
bisa sms ke 081548191877











Minggu, 14 September 2014

Resep Bebek Goreng Sambal Ijo

Resep Bebek Goreng Sambal Ijo



Anda yang pecinta sajian bebek psti akan sangat tertarik dengan postingan kali ini karena akan membahas tentang salah satu resep masakan bebek yang akan menggoyangkan lidah anda serta pasti membuat ketagihan, apalagi untuk penggemar masakan pedas resep bebek goreng sambel ijo dijamin membuat lidah anda serasa terbakar. Rasa pedas pada resep bebek goreng sambel ijo tentu saja berasal dari resep sambal yang menggunakan cabai ijo sebagai bahan utamanya, sehingga selain pedas juga memiliki citarasa yang khas. Nah resep bebek goreng sambal ijo ini awalnya hanya bisa di dapat pada rumah makan maupun warung nasi khas jawa timur, namun karena banyak sekali peminatnya sekarang bisa dijumpai dengan mudah tak hanya di tempat yang menawarkan resep masakan jawa timur.
Rahasia dari gurih dan meresapnya bumbu  pada resep bebek goreng sambal ijo ini yaitu biasanya bebek yang digunakan tidak langsung digoreng bersama bumbu namun di lakukan proses presto terlebih dahulu sehingga daging bebek pada resep bebek goreng sambal ijo ini lebih empuk dan bumbunya lebih terasa. Jadi dengan resep bebek goreng sambal ijo ini referensi sajian bebek anda akan lebih lengkap. Ingin juga membuatnya sendiri? berikut resep istimewa untuk anda.
Bahan :
daun singkong, rebus
200 ml air kelapa
1 ekor bebek muda, potong jadi 4 bagian
bumbu halus :
3 siung bawang putih
2 btg serai
5 buah bawang merah
5 btr kemiri
Bahan sambal ijo :
5 siung bawang merah,
½ sendok teh garam
air dari 2 buah jeruk nipis
100 gram cabai hijau dibuang bijinya, lalu diiris
2 buah tomat yang masih hijau dipotong-potong
Cara membuat :
Sambal ijo :
1. Cabai direbus sampai setengah matang, lalu digiling kasar.
2. tambahkan air jeruk dan garam.
3. Bawang merah ditumis dan tambahkan tomat dan cabai.
4. Masak hingga matang,dan sambal hijau siap disajikan.
Bebek :
1. Bersihkan bebek, buang kulitnya, lumuri bebek dengan bumbu halus hingga rata, diamkan selama 15 menit.
2. Rebus bebek berbumbu dengan air kelapa hingga bebek matang.
3. Goreng bebek dengan minyak sedang sebentar saja.
4. Angkat dan siap disajikan.

SUPPLIER KARKAS / DAGING BEBEK LOKAL TERPERCAYA. PUNYA AGEN DI JAKARTA DAN SEMARANG.

KAMI ADALAH DAPURNYA.....!

(PERKENALKAN. KAMI ADALAH PEMILIK RUMAH POTONG BEBEK, PETERNAKAN BEBEK DAN PRODUSEN DAGING KARKAS BEBEK.)

RAJANYA BEBEK LOKAL 

 (GAMBAR KARKAS BEBEK)

BEBEK YANG KAMI HASILKAN ADALAH JENIS BEBEK LOKAL. 

(GAMBAR BEBEK LOKAL HIDUP)

BINGUNG NYARI KARKAS BEBEK LOKAL UKURAN 1 KGUP..?

MASIH SUKA PAKAI BEBEK PEKING IMPOR..?

KAMI SIAP MENJADI PARTNER BISNIS ANDA.

RASA JAUH BERBEDA.BEBEK LOKAL LEBIH BERSERAT DAN MEMILIKI CITARASA YANG MANIS DIBANDING DENGAN BEBEK HIBRIDA APALAGI PEKING.

(CONTOH GAMBAR MASAKAN BEBEK)


KAMI JUAL BEBEK DALAM BENTUK KARKAS




READY STOCK : 




BEBEK MUDA, SANGKEP, DAN AFKIR


UKURAN MULAI 8 ONS, 9ONS, DAN 1KG UP


3 Kelebihan yang kami tawarkan


1.Kualitas : 


Kami sangat perduli dg kualitas barang yg kami produksi. Tulang tidak patah, Bersih Bulu, Higienis, Segar, dan Halal.Sehingga sangat aman dan menarik untuk di olah sebagai Konsumsi.


2.Kontinyuitas : 


Disaat barang langka. Kami selalu ada stock. Karna kami banyak memiliki mitra peternak yang selalu continyu melakukan pembibitan.Para Pengusaha kuliner tidak perlu takut utk kehabisan stock.


3. Kuantitas : 


Kami siap melayani pemesanan partai Besar Maupun kecil. utk saat ini kami bisa memproduksi karkas atau daging bebek sebanyak 1.500 ekor/ hari dan Lebih.Untuk itu, kami sangat siap untuk suporting agen/ Distributor kami.



Terimakasih.


Muhammad Akhadun
CV.SUNFRESH
081-548-191-877


Sabtu, 13 September 2014

Sukses Ibu Adeline di Peluang Usaha Makanan Bebek Goreng

Sukses Ibu Adeline di Peluang Usaha Makanan Bebek Goreng

Post 81 of 94
Ibu Adeline seorang ibu rumah tangga di Jakarta, peluang usaha makanan sudah banyak dia coba mulai dari membuat cup cake, cookies, katering rumah, dan masih banyak beberapa peluang usaha makanan lainnya yang pernah dia coba. Dari semua peluang usaha makanan tersebut, dalam jangka pendek ada yang berhasil, dan ada yang gagal, namun yang berhasilpun sulit untuk berkembang, pertanyaannya, mengapa demikian? begitu banyak faktor untuk sebuah usaha mengalami kesulitan dalam berkembang.

Ibu Adeline berkata ” Begitu sulit untuk menciptakan standardisasi terhadap rasa produk saya, karena harus benar-benar ketat mengawasi bagian produksi, sedangkan saya juga masih harus bergerak memasarkan sendiri usaha makanan saya ini”. Ada 3 hal yang Ibu Adeline harus perhatikan yang pertama adalah mengenai produksi, yang kedua adalah waktu dan pikiran yang dia habiskan untuk memasarkan usaha makanan miliknya, dan yang ketiga adalah, statusnya yang pada waktu itu masih menjadi karyawan dari salah satu perusahaan swasta. Ketiga masalah ini yang membuat Ibu Adeline akhirnya memutuskan untuk menghentikan usaha makanan sampingan yang sudah lumayan berhasil.
Kira-kira 1 tahun yang lalu, Ibu Adeline sedang berjalan-jalan di kota Malang dan sempat mampir ke gerai Koki Instan (di Jalan Letjen Sutoyo 90), merk dari produk ayam goreng kampung dan bebek goreng yang terkenal di kota Malang. Banyak orang yang datang ke Kota Malang, selalu membeli ayam goreng kampung dan bebek goreng merk Koki Instan untuk diberikan sebagai oleh-oleh ke saudara mereka. Ini pertama kali Ibu Adeline mencoba merasakan ayam goreng kampung dan bebek goreng Koki Instan.
Ibu Adeline menanyakan apakah Koki Instan membuka peluang usaha makanan sebagai agen penjual produk tersebut. Kebetulan sekali Koki Instan membuka dengan leluasa keagenan untuk menjalankan usaha makanan tersebut, dan setelah berjalan 1 tahun, Ibu Adeline sukses dan berkembang, bahkan sudah berwirausaha sendiri dan tidak menjadi pegawai lagi. Apa rahasia kesuksesannya?
Tidak ada sesuatu trik atau rahasia tertentu, yang ada hanya perbedaan saja. Ketika Ibu Adeline menjalankan usaha makanannya sendiri, banyak hal yang harus dia siapkan sendiri, sedangkan waktu dan tenaganya terbatas, begitu banyak persiapan yang harus dilakukan, mulai dari memberi merk pada usahanya, mengawasi produksi supaya rasa dari makanannya tidak rusak dan bisa standard, melakukan branding, dan marketing juga membutuhkan modal yang besar. Sedangkan ketika dia bergabung dengan Koki Instan, dia hanya perlu menjual, tidak perlu repot mengurus produksi, karena merk Koki Instan sudah memiliki standar sendiri, branding juga kuat, produk yang dijual pun juga ayam goreng kampung yang asli serta bebek goreng yang mana banyak sekali diminati oleh orang-orang di jakarta.
“Tidak ada peluang usaha makanan dengan modal kecil yang lebih baik dari Koki Instan, selain memang modal yang saya perlukan untuk memulai usaha ini kecil, tetapi tetap memiliki kelezatan dan standard rasa yang baik” Kata Ibu Adeline

Mengenal Pemilik Resto Bebek Betutu Mas Robby, Nourrobby Aulada - Gagal Jadi Tentara, Sukses Jadi Pengusaha Muda

Mengenal Pemilik Resto Bebek Betutu Mas Robby, Nourrobby Aulada - Gagal Jadi Tentara, Sukses Jadi Pengusaha Muda

Nourrobby Aulada merupakan salah satu wirausahawan muda asal Semarang. Meski berulang kali gagal ketika menjalankan usaha, ketekunan dan keuletannya membuat dia kini menikmati hasilnya. Seperti apa kisahnya? Robby, begitu sapaan akrab Nourrobby Aulada, merupakan pemilik Resto Bebek Betutu Mas Roby yang beralamat di Ruko PSIS AB No 1-2, Jalan Fatmawati Raya Semarang.

Pemuda kelahiran 23 Agustus 1995 ini tak pernah berpikir menjadi seorang pengusaha. Cita-citanya selepas lulus SMA adalah menjadi seorang tentara. Keinginan itu disambut baik oleh sang ibunda lantaran kakaknya juga berkarier di korps itu. Ketika sudah lulus sekolah dan mendaftarkan diri menjadi seorang bintara, keberuntungan belum berpihak kepada Robby. Tak ingin berlama-lama larut dalam kekecewaan, dia perlahan terjun di dunia wirausaha. Robby mengawali dengan menjadi pedagang kaki lima (PKL) yang menjajakan nasi bungkus atau dalam istilah warga Kota Semarang nasi kucing. Ternyata usahanya tersebut tak berlangsung lama karena merugi.

Tak patah semangat, Robby pun bangkit dan mencoba jenis usaha lainnya, yakni membuka kafe kecilkecilan dengan konsep tempat nongkrong nyaman untuk para pemuda. Ternyata, lagi-lagi usahanya itu tak berkembang dan hanya bertahan selama lima bulan. Kegagalan yang satu per satu menghampirinya itu tak lantas membuat Robby kapok. Itu karena sejak masih duduk di bangku SMA, dia sudah sering terjun di dunia usaha meski sifatnya masih kecil-kecilan. Dari mulai berjualan stiker, kaus, hingga menjadi sales sepatu.

“Clothing-an juga pernah, habis itu ternak lele, ternak lele rugi total dan sempat dimarahi orang tua. Bukannya kapok, malah abis itu bisnis kuliner kafe,” ungkapnya. Singkat cerita, usaha resto Bebek Betutu yang dikelolanya itu bermula ketika sang ibunda seusai mengikuti sebuah kursus memasak. Dari kursus tersebut, sang ibunda memperoleh resep cara membuat masakan bebek betutu. Resep itu pun dicoba sang ibunda di rumah. Usai memasak bebek betutu dan disajikan untuk keluarga, Robby kemudian muncul ide untuk membuka usaha resto khusus masakan yang datang dari Pulau Bali itu.

Ide yang menurutnya cemerlang itu tak lantas memperoleh persetujuan dari sang ibunda. Ibu Robby tetap berkeinginan anaknya itu berkarier menjadi seorang tentara. Apalagi dari beberapa usaha yang sempat dikelolanya terbilang gagal total. “Tapi, alhamdulillah lama-lama ibu luluh juga dan mengizinkan saya untuk membuka usaha lagi. Bagi saya, untuk terjun di dunia usaha, ketika ada ide haruslah langsung take action. Karena sembari berjalan, semuanya akan ketemu sendiri kok. Yang jelas, percaya saja kalau sudah ada tekad pasti bisa,” ucapnya.

Untuk membuka usaha, Robby mendapatkan modal awal dari sang ibunda dan pinjaman dari sejumlah pihak. Untuk memperoleh bahan utama yakni bebek, dia bekerja sama dengan beberapa pemasok bebek. “Saya bekerja sama dengan supplier. Karena kita belinya partai besar, jadi memilih supplier yang sesuai dengan kebutuhan kita,” paparnya. Untuk membuat masakan bebek betutu memerlukan proses yang cukup lama. Bebek betutu merupakan salah satu makanan yang kaya akan rempah. “Karena kaya rempah dan rendah kolesterol, jadi proses pembuatan atau memasaknya bisa satu hari sendiri. Jadi, untuk menyajikan masakan hari ini, proses masaknya harus dimulai dari kemarin,” ucap Robby.

Dengan konsep usaha seperti resto, Robby mengombinasikan tempat yang dibukanya itu juga cocok menjadi tempat nongkrong agar pelanggan betah berlamalama. “Pas hari pertama buka masih sepi karena cita rasa makanan khas Bali yang cenderung asin dan pedas kurang cocok dengan lidah orang Semarang. Agar cocok dengan lidah Semarang, resep kemudian saya kombinasikan dengan cita rasa khas Semarangan. Bebek Betutu ini juga rendah kolesterol karena air lemak dari bebek sudah kita steamdan air lemaknya dibuang.

Jadi, selain enak juga tetap sehat,” kata mahasiswa semester IV Jurusan Elektro Politeknik Negeri Semarang (Polines) ini. Dengan menu spesial ayam dan bebek bumbu betutu, Robby mengungkapkan keunggulan produknya dibandingkan dengan yang lain. “Masakan kami tidak ada yang memakai obat masak (penyedap buatan) karena itu sudah menjadi visi kami. Karena ayam dan bebek identik dengan kolesterol, setidaknya kita mengolah menjadi low kolesterol, empuk bebeknya pun tulangnya kadang bisa dikunyah, Paduan 17 macam rempah-rempah jadi sehat,” ungkapnya.

Resto yang dikelolanya itu kini ramai dikunjungi pencinta kuliner. Selain khas dengan bebek betutu, Resto Bebek Betutu Mas Robby tersebut juga memiliki menu lainnya seperti ayam betutu dan pepes betutu. “Untuk kisaran harga mulai dari Rp12.000–Rp19.000. Selain itu, kita juga ada paket murah betutu mulai dari Rp15.000–Rp20.000, sudah termasuk nasi dan minum,” katanya. Dalam satu hari, Robby bisa menghabiskan 20–30 potong bebek maupun ayam untuk masakannya itu.

“Omzet paling tinggi waktu kemarin ikut BCA pesta kuliner yang mencapai puluhan juta. Agar kualitas masakan tetap terjaga, saya selalu mempercayakan kepada ibu. Yang jadi kuncinya itu ibu saya, walaupun sudah ada orang produksi, tetapi tetap beliau yang memberi resep dan juga sebagaiquality control,” ungkap Robby. Bagi Robby, kegagalan demi kegagalan yang pernah dialaminya bukanlah sebuah kegagalan sesungguhnya, melainkan sebuah pemicu untuk lebih kreatif lagi.

SUSILO HIMAWAN
Kota Semarang

Kisah Bisnis Karjono Pemilik Nasi Bebek Ginyo, Usia Bukan Halangan Memulai Wirausaha

Kisah Bisnis Karjono Pemilik Nasi Bebek Ginyo, Usia Bukan Halangan Memulai Wirausaha

 
 
 
 
 
 
Rate This

Usianya sudah tidak lagi muda. Jika dihitung-hitung, pria yang belum lama pensiun dari sebuah perusahaan penerbitan ini sudah pantas dipanggil kakek. Antonius Karjono, pria kelahiran Yogyakarta 60 tahun lalu ini, baru beralih profesi sebagai wirausahawan saat pensiun.
Semula pria yang akrab disapa Jon ini memulai usaha dagang koran tetapi dia banting setir dengan membuka usaha makanan. Maka lahirlah The Jon’s Burger di Tebet pada Mei 2006.
Dengan usaha keras, usahanya makin berkembang. Hingga setahun kemudian dia kembali membuka usaha makanan dengan nama Bebek Ginyo, masih di lokasi yang sama.
“Dahulu kawasan Tebet belum seramai sekarang, jadi boleh dibilang The Jon’s Burger turut menjadi cikal bakal keramaian kawasan makan Tebet dan sekitarnya,” ujar Jon.
Kembali ke Bebek Ginyo, Jon mengaku bukanlah seorang ahli di bidang bisnis makanan. Bahkan tidak pernah terbayang sebelumnya jika dia akhirnya membuka usaha restoran.
Jauh sebelum Bebek Ginyo, di Jakarta sudah ada beberapa rumah makan dan warung yang menyediakan menu bebek meski jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari.
Padahal cita-cita sebelumnya adalah membuka usaha rumah makan soto yang sudah pasti tidak akan pernah kehilangan penggemarnya. Namun, pikirannya berubah saat dia bersama dua anaknya berkunjung ke Surabaya. Di kota ujung timur Pulau Jawa itu, Jon menanyakan ke beberapa orang menu apa paling favorit di kota itu.
Ternyata jawabannya adalah nasi bebek. Belum puas dengan jawaban tersebut, pria yang masih tampak segar pada usia senjanya itu menanyakan restoran apa yang menyediakan menu nasi bebek paling enak dan terkenal.
“Akhirnya saya dibawa ke salah satu restoran nasi bebek di kawasan Perak Surabaya yang menurut saya memang paling enak. Sepulang dari restoran itu tiba-tiba saya lontarkan ide untuk membuka restoran bebek kepada anak-anak saya,” ujarnya.
Idenya itu tidak lantas begitu saja direalisasikan. Butuh waktu setahun lamanya bagi Jon dan anggota tim yang terdiri dari anak dan istrinya itu untuk menemukan resep paling jitu dalam pengolahan daging bebek yang terkenal amis dan tidak seempuk daging ayam.
Bukan hanya itu, melainkan ketiga anaknya juga mendapatkan tugas cukup berat untuk bisa menemukan siapa tukang masak bebek paling andal yang dapat mereka pekerjakan.
Setahun berjalan, akhirnya Jon memiliki tiga juru masak yang dua di antaranya sudah memiliki keahlian di bidang masak-memasak daging bebek, sedangkan seorang lagi dilatih secara khusus.
Selama proses itu pula, Jon dan tim menentukan menu apa saja yang akan disajikan sebagai menu hidangan para calon pelanggannya.
Akhirnya terpilih beberapa menu masakan bebek mulai dari bebek bakar, goreng, balado, sambal ijo, dan kremes jadi menu utama sajian mereka.
Saat proses belajar memasak selesai, saatnya mencari lokasi berdagang yang paling sesuai dan menjadi pusat keramaian.
Beruntung, Jon yang sudah memiliki lokasi The Jon’s Burger dan kedua anaknya dengan dua butik toko pakaian, mendapat satu lahan baru yang akhirnya menjadi lokasi Bebek Ginyo untuk didirikan.
“Kalau orang awam bilang saya menemukan lokasi Bebek Ginyo karena faktor keberuntungan, tapi kalau orang beriman bilang ini karena anugerah dari Tuhan,” ujar pria yang sehari-harinya tinggal di kawasan Jatibening Bekasi ini.
Kini, setahun berjalan Bebek Ginyo didirikan di Tebet, kawasan pusat jajan ini menjadi makin ramai saja.
Bukan hanya dipenuhi oleh kalangan eksekutif yang berkantor di kawasan Tebet dan sekitarnya, melainkan beberapa kelompok mahasiswa dan pelajar juga kerap menyambangi kawasan ini.
Oleh karena itu, harga yang dipatok Bebek Ginyo juga tidak terlalu mahal, berkisar antara Rp20.000 dan Rp25.000 untuk menu lengkap makan dan minum.
Tidak heran jika setiap hari Jon harus menyediakan sedikitnya 200 hingga 250 ekor bebek yang akan diolah dalam variasi bumbu dan rasa.
Meski berharga murah, bukan berarti sajian restoran ini murahan. Dari bangunannya saja, dominasi hitam dan merah restoran Bebek Ginyo menjadi daya tarik tersendiri.
Belum lagi aneka pernak-pernik bergaya vintage yang sengaja dikumpulkan anak sulung Jon sebagai pelengkap desain ruangan restoran, menjadikan restoran ini cocok dijadikan ajang kongkow-kongkow kawula muda.
Beberapa faktor itu pula yang menjadi kelebihan dari Bebek Ginyo jika dibandingkan dengan restoran bebek lainnya.
Jadi tidak heran jika di sudut-sudut tertentu restoran yang notabene menyediakan menu makanan berat ini tetap ramai dipenuhi orang muda yang sekadar duduk berkumpul sembari menikmati secangkir minuman dingin.
“Ini kelebihan kami supaya bisa bersaing dengan tempat makan lain yang ada di sekitar Tebet. Rata-rata 800 hingga 1.000 pengunjung datang dan pergi setiap hari,” ujarnya.
Setidaknya, usia pensiun bukan alasan seseorang berhenti berkarya. Ini ditunjukkan dengan Jon yang tidak pernah berhenti berusaha. Dengan usaha keras dan kejelian melihat peluang bisnis, sukses bisa diraih. (*/BI)

Bebek Kaleyo Asli Enak Asli Sukses Bisnisnya

Profil Usaha Sukses Restoran Bebek Kaleyo



Bebek Kaleyo punya cerita tersendiri tentang rasa gurihnya, yang membuat anda tak tahan. Restoran yang terbilang unik. Rasa gurih pedasnya mampu menarik pembeli bukan hanya dari Jakarta, seperti Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Mereka rela bermacet- macet ria untuk menikmati hidangan bebek Kaleyo. Mereka adalah Hendri Prabowo dan Paulus Maria, pendiri dan pemilik restoran Bebek Kaleyo. Ditemui di tempat kerjanya, keduany menuturkan perjalanan bisnisnya hingga kini bisa sukses merajai.

"Kita sering melakukan banyak percobaan sehingga menghasilkan cita rasa yang berbeda dengan racikan bisnis bebek lainnya," jelas Hendri. Restoran bebek yang dikelola pasangan kakak beradik, pasangan Hendri Prabowo dan Fenty Puspitasari dengan Paulus Maria dan Riri Cahyanti ini, terbilang langsung laris ketika muncul disekitar tahun 2007 an. Bisnis pertama kali yang didirikan di wilayah Cempaka Putih.

Hendri berkisah, saat akan memulai bisnis restoran, ia mencari- cari bisnis apa yang akan digeluti. Dia terus berpikir bisnis apa yang memiliki potensi untuk berkembang dan berkelanjutan. "Dan bukan bisnis musiman," terangnya. Meski dengan modal terbilang kecil, namun harus punya peluang untuk berkembang dengan baik. Maksudnya ialah bisnisnya bisa berjalan dalam sistem dan tidak mudah ditiru. Hendri menambahkan bebek dipilih karena memang susah untuk dimasak sehingga sulit ditiru.

Resep bebek Kaleyo


Cara memasak bebek bukanlah perkara mudah, bagaimana caranya? Hendri menyebut dirinya harus sibuk mencari- cari cara begaimana memasak bebek. Namun sengatlah sedikit sumber bacaan tentang bagaiman cara memasak bebek. "Karena itu, kami membandingkannya dengan melihatnya cara mengolah masakan dari bahan baku ayam," ungkap Hendri. Hampir 300 halaman sejumlah menu yang dikliping, kesemuanya tentang cara memasak ayam. Ia mulai menyiapkan smeua bahan lalu resep itu dicoba satu demi satu.

"Hampir setiap hari kita membeli satu ekor bebek untuk kita racik sesuai buku resep dari kliping yang kita kumpulkan," tambahnya. Kegagalan menjadi kata yang jamak diawal memulai bisnis bebek Kaleyo. "Kita tidak patah semangat, meski kucing saja tidak mau memakannya," ujarnya geli sendiri. Percobaan yang tak berhenti hingga sukses ditegaskan oleh Paulus yang juga kakak ipar Hendri. Dengan sering mencoba banyak pengetahuan yang dikumpulkan oleh mereka. Hasilnya pasti akan ditemukan juga sang resep rahasia bebek Kleyo.

Lihat juga: cabang resmi bebek kaleyo 

Menurut Paulus, mereka bahkan tega menjadikan keluarga sebagai "bahan percobaan". Mereka menawari beberapa suadara, kerabat, bahkan tetangga untuk mencoba. Mereka bersatu padu mencarikan rasa yang ideal yang kemudian menjadi resep Bebek Kaleyo. "Bahkan kami sempat membandingkan dengan salah satu produk masakan ayam terkemuka asal Solo untuk mencari perbandingan dengan resep yang mereka ciptakan," ungkap Paulus lagi.

Mereka terus memperbaiki tiap kesalahan dalam resep buatan mereka. Mereka harus memastikan resep bebek Kaleyo harus benar- benar diterima lidah siapa saja. Saat ini restoran Bebek Kaleyo sudah memiliki 8 cabang di Jakarta. Sebagai bisnis besar tak lupa resep itu distandarisasi jadi setiap pembeli dimana pun akan mendapatkan rasa yang sama, sama- sama persis seperti aslinya. Sebagai restoran spesialis bebek, Bebek Kaleyo memiliki tiga menu unggulan yaitu bebek goreng, bebek bakar dan bebek cabe ijo. Lalu bebek gorengnya akan disajikan dengan kremesan.

"Kelezatan daging bebek makin terasa nikmat dengan cocolan sambal dan taburan kremesan, dan dengan harga yang terbilang sangat terjangkau," jelas Paulus. Bebek kaleyo per potong seharga Rp 16 ribu, namun bila ingin mencicipi per ekor (terdiri dua dada dan dua paha) seharga Rp 62 ribu. "Namun jika Anda memilih menggunakan bebek muda, harganya Rp 18 ribu untuk setengah ekor," terang Paulus. Paulus pun berharap, dimasa mendatang bebek kaleyo akan terus dapat berkembang. "Kami terus meningkatkan kualitas pelayanan, termasuk dalam mengelola sumber daya manusia," ungkapnya lagi.

Saat ini, restorannya telah mempekerjakan ratusan orang dalam mendukung perkembangan perusahaan. Bebek kaleyo buka dari Senin hingga Sabtu pukul 11.00- 23.00 WIB.

sumber: kisahsukses.info

Hasnah, Wirausaha Wanita Yang Sukses Dengan Pembibitan Itiknya.

Hasnah, Wirausaha Wanita Yang Sukses Dengan Pembibitan Itiknya.

REP | 31 May 2013 | 17:30 Dibaca: 1828    Komentar: 0    3

Hasnah Tinggi begitu sapaan akrabnya di Kel. Manisa Kec. Baranti Kab. Sidrap, Sulsel. Wanita berusia 32 tahun ini sejak duduk dibangku SMP sudah menekuni penetasan itik karena orang tuanya memang sudah menggeluti usaha tersebut. Selang beberapa tahun kemudian tepatnya tahun 1992, atas inisiasi Hasnah dan teman-teman tetangganya yang memang rata-rata sudah beternak itik saat itu untuk membentuk kelompok tani wanita“Mattirodeceng”dan Hasnah terpilih menjadi Ketua. Disinilah Hasnah berpikir dengan adanya lembaga kelompok tani wanita yang dipimpinnya, suatu saat kelompok ternak itik dan masyarakat Sidrap tidak lagi mengambil bibit itik umur sehari (Day Old Duck disingkat DOD) yang selama ini dipesan dari Mojokerto, melainkan kelompoknya bisa memproduksi bibit itik sendiri. Alhasil, kini DOD yang dihasilkan telah merambah memenuhi permintaan pasar yang datang dari berbagai daerah dan terkadang kewalahan tak mampu memenuhi permintaan pasar.
Yang menarik, Usaha penetasan telur itik “Mattirodeceng” yang di ketuai Hasnah Tinggi tersebut dimulai dengan modal swadaya kelompok. Lambat laun dengan kerja keras kelompoknya, dan tak lepas dari peran Pemda setempat usaha penetasan Hasnah menuai hasil yang menggembirakan. Ia begitu optimis bahwa usaha kelompok penetasan itiknya memiliki nilai yang sangat besar bagi diri dan keluarganya, kelompok ternaknya, serta masyarakat sekitar tempat tinggalnya.
Bagaimana tidak, ketika permintaan anak itik yang diistilahkan anak itik umur sehari (Day old duck) begitu tinggi setiap tahunnya belum lagi untuk itik pedaging untuk pasar rumah makan dan kebutuhan telur itik untuk bahan kuliner, maka usaha penetasan yang dijalankan Hasnah terbilang sangat prospektif.
136999567863214849
Hasnah Tinggi, Ketua kelompok wanita Tani
Konsekwensi logis tersebut membuat Hasnah terus bekerja dengan ulet dan penuh ketekunan. Sehingga wanita yang belum dikaruniai anak ini bisa meraih penghargaan sebagai pemuda pelopor wirausaha tingkat propinsi sulsel dengan mendapat juara II. Tak hanya itu ia juga mendapat penghargaan KTNA di PENAS tingkat nasional di Tenggarong, Kutai - Kaltim sebagai juara I dengan kategori wirausaha penetasan itik. Selanjutnya kembali lagi meraih juara I di tingkat Propinsi Sulsel. Penghargaan ini adalah buah kerja kerasnya selama ini berkat kegigihannya terbukti secara nyata memimpin kelompok wanita tani “Mattirodeceng” yang dinilai bisa menghasilkan produksi anak ayam itik (DOD) melalu mesin tetas yang dirakit sendiri oleh kelompknya dengan kualitas yang baik.
Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Sidrap, Ir. Azis Zainuddin ketika ditemui Trobos secara terpisah mengatakan untuk peternakan itik di Sidrap ini merupakan salah satu sumber bibit yang selama ini yang di kenal di Sulsel, karena kebanyakan produk bibit DOD diproduksi oleh kelompok wanita tani seperti halnya Mattirodeceng di Kel. Manisa tersebut, bahkan kami sering diminta untuk memfasilitasi bantuan permintaan itik dari berbagai daerah di Sulsel seperti Sinjai, Bantaeng, Barru, Enrekang bahkan Kab. Luwu dan Tana Toraja,” ungkapnya.
1369994068585783837
Ir. Azis Zainuddin, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Sidrap sangat mendukung keberadaan usaha penetasan bibit DOD yang dilakukan oleh wanita tani
1369995928107021294
Kelompok wanita tani Mattirodeceng
Azis melanjutkan untuk pengembangan wirausaha penetasan itik atau pembibitan DOD yang dilakukan Hasnah dan kawan-kawan di Sidrap sangat bagus karena kelompok wanita tani “Mattrodeceng” ini sudah dikenal keberadaannya dan kualitas DOD yang dihasilkan juga sudah cukup bagus sehingga permintaaan bibit DOD juga semakin meningkat dan tidak menutup kemungkinan yang tadinya skala rumah tangga bisa saja ke depannya kita jadikan skala industri karena sesuai data yang kami peroleh bahwa di Kel. Manisa tersebut hampir seluruhnya memiliki usaha penetasan itik, dengan kepemilikan mesin tetas rata-rata 10-20 unit dengan kapasitas antara 500-2500 butir per unit. Dengan kapasitas tersebut maka produk DOD yang dihasilkan jika dihitung jumlah tersebut sangat menjanjikan meski masih skala rumah tangga”, jelas Azis alumni Fak. Peternakan Unhas angkatan 83 ini.
Kini usaha penetasan itik kelompok wanita tani “Mattirodeceng” yang diketuai Hasnah telah menjadi buah tangannya dan menjadi populer di Wilayah Sidrap bahkan diberbagai daerah. Dengan begitu wirausaha tersebut sangat menjanjikan di daerahnya dan bagi siapa saja yang ingin berkunjung dan melihat langsung usaha penetasan itik yang beralamat di Kelurahan Manisa, Kecamatan Baranti sebelah timur Kota Rappang dan sebelah utara Ibu Kota Pangkajene Sidenreng Rappang. Dengan jarak tempuh ±180 km dari Ibu Kota Propinsi Sulsel yakni kota Makassar, tidak sulit menemukan rumah Hasnah Tinggi yang tak pernah sepi dari pengunjung yang ingin melihat langsung usaha penetasan itik.
1369994298648632461
Pengelolaan yang baik dalam penetesan telur itik akan menghasilkan anak itik (DOD) yang berkualitas sesuai permintaan pelanggannya (foto, imansyah rukka)
13699944312115283422
Ruang penetasan telur itik milik Hasnah Tinggi dengan kapasitas seluruhnya 40 unit dengan tiap unit berisi 500 butir siap ditetaskan. (foto, Imansyah Rukka)
Berbekal pendidikan SLTA yang dimilikinya, Hasnah punya obsesi tersendiri ketika melihat para peternak itik yang umumnya masih skala tradisional di sekitar tempat tinggalnya tersebut agar bisa maju dengan sebuah wadah kelompok tani wanita yang dipimpinnya.
“Sebagai wanita saya sadar akan peran saya sebagai ibu rumah tangga yang juga harus berbuat dan di kelompok wanita tani “Mattrirodeceng” yang rata-rata adalah istri-istri ini ingin membuktikan peran itu untuk membantu pendapatan ekonomi keluarga melalui usaha peternakan itik dan penetasan telur itik ini termasuk membantu para suami yang rata-rata hanya petani biasa”, ungkap Hasnah, istri dari Bapak Wollang ini.
Wanita kelahiran Sidrap 32 tahun lalu ini menceritakan kisahnya tertarik dengan usaha penetasan telur itik yang sebelumnya digeluti orang tuanya. Karena terinspirasi dengan usaha yang telah digeluti orang tuanya sejak lama. Ia ingin usaha tersebut tidak begitu-begitu saja dan harus berkembang lebih maju. Disinilah ide untuk membentuk kelompok wanita tani “mattrirodeceng tercetus bersama teman-temannya yang saat itu mempunyai 25 anggota kelompok. Dengan jumlah anggota 25 orang tersebut serta tekad yang besar serta dukungan fasilitas baik itu teknis dan non teknis yang didapatkan dari instansi Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Sidrap, maka hingga saat ini jumlah anggota kelompoknya telah berkembang menjadi 60 KK (kepala keluarga).
1369994656627894781
Pendapatan sampingan Hasnah dan kelompoknya, selain dari penjualan anak itik (DOD) juga diperoleh dari penjulan itik potong untuk konsumsi rumah makan (foto, Imansyah Rukka)
1369995292762567150
Andi Oddang, staf penyuluh di Badan Ketahanan Pangan Kab. Sidrap juga mengakui bahwa produk DOD yang dihasilkan kelompok wanita tani
“Saya ingat di tahun 1992 modal awal saat itu sebanyak 2.500.000,- yang bagi saya sudah sangat banyak bisa memulai dengan memesan itik 1000 ekor dari Mojokerto. Disinilah cikal bakal penetasan itik dimulai. Proses pemeliharaan dari 1000 ekor tadi menghasilkan telur itik yang kemudian kami tetaskan dengan mesin tetas yang mula-mula kami punya. Dan Tanpa lepas dari peran dan bimbingan para penyuluh pertanian lapangan (PPL) pada saat itu. Dari sinilah berkembang usaha penetasan itik menhasilkan anak itik dan berkembang terus menerus hingga sekarang ini”, jelas Hasnah penuh semangat.
Dengan kapasitas mesin 2500 butir per orang, dan tiap anggota memiliki 5 unit mesin tetas dengan jumlah anggota 25 orang saat itu kini telah menghasilkan anak itik DOD yang kualitasnya sangat lumayan. Kini masing-masing anggota bisa menghasilkan anak itik. Proses perjalan kelompoknya telah berjalan sebagaimana mestinya dan keuntungan yang diraih kelompoknya sudah bisa melakukan perputaran. Dan hingga saat ini berkembang menjadi 60 KK, setiap anggota telah memiliki 30-40 mesin penetas.
Jika dihitung harga telur yang ditetaskan saat ini jika disesuaikan dengan harga dipasaran saat itu adalah 1500 per butir dan kami membelinya dengan harga 1700 per butir. Karena tergantung kualitas telur yang dibeli. Disini ia terus belajar dan menganalisa bagaimana ia bisa menghasilkan anak itik DOD yang bagus, seragam dan yang sesuai dengan sifat genetik alami dari itik petelur.
“Setiap unit mesin tetas kapasitasnya 500 butir telur, dan saat ini setiap KK minimal memiliki 5 mesin tetas, saat ini ada 60 kepala keluarga yang tergabung dalam binaan kelompok wanita tani dengan jumlah mesin tetas sekitar 600 unit. Persentase keberhasilan mesin tetas kami 70-75 persen”, jelasnya.
Mesin yang kami gunakan adalah sebagian besar kami buat sendiri, kami bisa membuatnya karena di kelompok kami sering diadakan pelatihan pembuatan mesin tetas dengan dana swadaya kelompok yang difasilitasi oleh Dinas Peternakan Sidrap dan kami pernah mendapat bantuan mesin tetas dari Propinsi Sulsel.
Keterampilan Hasnah disini tidak main-main karena selain bisa melakukan sexing telur yakni memisahkan anak itik jantan dan betina juga rasa ingin tahunya yang tinggi dan tak kenal putis asa dalam belajar. Hal ini bisa dimaklumi karena keterampilan ini adalah bakat alami yang didapatkan orang tuanya yang memang peternak itik sejak dulu. Ditambah lagi dengan Hasna sering mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan penetasan itik. Dan hingga saat ini kelompoknya masih bermitra dengan Balai Pelatihan Pegawai Pertanian (BLPP) Batang Kaluku Kab. Gowa.
Sedamgkan menurut Andi Oddang, Pegawai Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kab. Sidrap mengatakan, disinilah tantangan bagaimana kualitas itik DOD yang dihasilkan kelompok wanita tani “mattirodeceng” ini bisa bersaing dari produksi yang ada di Pulau Jawa, karena jika dibandingkan dengan yang ada di Jawa, sangat terkait dengan sistem kemitraan agribisnis yang begitu kokoh mereka terapkan disana.
Disini ia memulai mendatangkan telur itik baik dari Sidrap yang umumnya peternak berpindah-pindah ketika dimana musim panen telur itik, disitu ia mendatangkan telur untuk ditetaskan. Ketika menjelang musim panen di Kab. Sidrap ini maka telurnya kita dapatkan Sidrap. Ketika Musim panen di Palopo kami ke sana membelinya, begitupula di Kab. Pinrang sampai di Kab. Polman, kami mengambil telur itik kesana untuk ditetaskan.
Dengan modal keberanian dan tekadnya yang begitu besar untuk memajukan kelompok wanita taninya, Hasnah dan kawan-kawan merakit mesin penetas tersebut dengan kapasitas 2500 butir, dan berupaya agar kapasitas mesin tersebut bisa diisi penuh. Harga telur yang ia beli untuk ditetaskan pada saat itu Rp. 1500 per butir. Ternyata hasil percobaan dari telur yang ia tetaskan 2500 butir tersebut berhasil dengan 1875 butir telur yang menetas.
Wanita berdarah Bugis ini menegaskan, kesalahan dalam mengelola telur itik yang akan di tetaskan bisa berdampak kegagalan pada saat penetasan. “Anak itik umur sehari (Day Old Duck) akhirnya kami hasilkan setelah mencoba 2500 telur jumlah yang menetas adalah 1875 butir dari 2500 butir yang ia tetaskan, cukup memuaskan dengan persentase daya menetas telurnya. Ternyata selama 28 hari lamanya proses penetasan, persentase daya tetasnya berkisar 70-75 persen dan meski begitu hasilnya begitu memuaskan”, ujar Hasnah penuh semangat.
“Dari persentase yang memuaskan tersebut, saya sudah mulai menjual anak itik DOD dengan harga Rp. 7000 ke para petani yang berminat disekitar Kab. Sidrap. Dan sebagian DOD yang dihasilkan, saya pelihara secara intensif untuk kemudian dijadikan induk lagi, hingga berumur 6 bulan. Hingga induk ini bertelur dan saelanjutnya telurnya akan ditetaskan lagi, dan begitu seterusnya”, ujarnya.
Tahun 2010 lalu kelompoknya pernah mendapatkan dukungan dana berupa uang tunai dari pemerintah propinsi Sulsel senilai 30 juta dan saat ini masih dikelola oleh kelompoknya. Dana inilah yang digunakan Hasnah bersama kelompok ternaknya dalam mengembangkan usaha penetasan itiknya.
Hasnah akui bahwa banyak keuntungan yang didapatkan dari program bantuan sosial tersebut adalah kelompok ternaknya tidak lagi membeli bibit DOD. Sebagai contoh, bibit DOC dengan harga 7 ribu rupiah per ekor, bisa menjadi 5 ribu rupiah karena DOC bisa di produksi sendiri dengan mesin penetas yang sudah ada. Sehingga selisih dari harga itu ia bisa kelolah dengan baik untuk digunakan dengan kepentingan yang lain di usahanya.
Pasar
Pemasaran yang di lakukan Hasnah dalam usaha kelompok wanita tani penetasan itik “Mattro Deceng” selain menghasilkan anak itik DOD dengan harga 7 ribu per ekor, kelompoknya juga menjual telur itik untuk konsumsi warung dengan harga 7000 per ekor.
Untuk Hasnah pribadi, jumlah kapasitas mesin tetas adalah 10.000 telur tetas dengan modal 10 juta lebih, target keuntungannya sekitar 40 juta untuk satu periode. populasi 200 ekor, hasil penjualannya bisa di dapat 30 ribu bersih rupiah per hari, sedangkan untuk penjualan ayam, bisa di dapat keuntungan 5 ribu per ekor”, katanya.
Ditambah lagi keuntungan penjualan itik jantan umur 3 bulan (60-90 hari) masing-masing dengan harga 25 ribu per ekor sedangkan untuk induk afkir dijual dengan harga 30 ribu per ekor.
13699951271051587445
Pembesaran itik yang dilakukan Hasnah Tinggi adalah merupakan permintaan pasar rumah makan (Foto, Imansyah Rukka)
13699960472071423295
Anak itik hasil seleksi yang siap digunakan untuk indukan (foto, Imansyah Rukka)
Disamping itu, hasil sampingan lain dari wirausaha wanita penetasa itik ini adalah penjualan telur itik. Dimana telur itik yang dihasilkan kelompok wanita tani ini dilakukan seleksi 1×24 jam dengan cara meneropong telur (candling) menggunakanlampu agar di peroleh telur itik yang layak untuk ditetaskan. Dari perlakukan tersebut dihasilkan telur yang fertil dan telur yang infertil (tidak fertil). Untuk telur yang fertil ada perbedaan harga Rp. 200,- dengan telur yang infertil. Artinya telur yang fertil lebih mahal Rp. 200,- dibanding telur yang infertil. Inilah yang akan di jual ke pasaran umum oleh pedagang pengumpul sebagai pendapatan sampingan kelompok dan pemasukan kas kelompok.
“Dalam proses penetasan telur, dihasilkan anak itik jantan dan betina biasanya 50; 50 artinya perbandingan jantan dan betina yang dihasilkan dalam penetasan 50:50. Untuk DOD jantan dijual sesuai permintaan pasar atau pesanan. Karena terkadang para pemesan DOD ada juga yang meminta dimasukkan DOD jantan ke dalam boks. Dan jika DOD jantan yang tak laku di pasaran maka dipersiapkan utk itik pedaging yang mana permintaan pasarnya juga banyak. Begitu pula dengan DOD betina jika ada sisa maka akan dipelihara kembali sebagai indukan untuk bisa menghasilkan telur itik lagi”, ungkap Andi Oddang.
Untuk pasar DOD, pemesannya banyak datang dari luar propinsi sulsel seperti ke Kendari, Kolaka, bahkan sampai di Nunukan dan Gorontalo. Sedangkan untuk penjulan telur kebanyakan para bakul telur yang sudah menjadi pelanggannya menjual ke Kota Makassar.
Hasnah yang berlatar belakang anak seorang petani ternak itik ini sangat bangga bisa menjadi seorang wanita wirausaha ternak itik di daerahnya berikut kelompok wanita taninya karena disamping bisa mengajari para warga atau siapa saja yang ingin mengelola usaha penetasan itik jauga membantu menambah penghasilan rumah tangganya. Kegigihannya terus belajar mengembangkan riset praktis agar ke depannya bisa menghasilkan anak itik DOD yang berkualitas yang sesuai dengan permintaan pasar.
“Bagaimana memperkenalkan usaha wanita tani ini agar bisa dikenal luas, namun untuk memperkenalkan atau mempromosikan usaha ini agar akses pasarnya bisa lebih memasyarakat, tentu semuanya saya dan teman-teman harus dimulai dari diri sendiri dengan membina kelompoknya sebaik mungkin agar bisa terus menghasilkan daya tetas yang maksimal dan itik yang berkualitas serta berdaya saing tinggi, jika hal tersebut sudah tercapai saya yakin pasar akan datang dengan sendirinya dan tentunya sangat menjanjikan”, imbuh Hasnah yang sangat gembira ketika Trobos menyambangi kediamannya.*** (Imansyah – Kompasianer Makassar)
*Tulisan reportase ini juga telah dipublikasikan di Majalah Trobos*

Dari Hobi, Yusman Jadi Peternak Itik Sukses



Dari Hobi, Yusman Jadi Peternak Itik Sukses

14 Agustus 2012 - 10.54 WIB > Dibaca 2392 kali  Print | Komentar
Dari Hobi, Yusman Jadi Peternak Itik Sukses
Yusman memberikan makan itik yang dipeliharannya di pekarangan rumah, Senin (13/8/2012). (Foto: RPG)
TEMBILAHAN (RP) - Bermula dari hanya sekadar hobi, Yusman (38) warga Jalan Sungai Beringin Tembilahan, akhirnya menjadi peternak itik kini  sukses dalam usaha ternak unggas tersebut.

Awalnya, pria yang sebelumnya berprofesi sebagai pedagang di Pasar Tembilahan ini hanya memiliki tiga ekor itik, namun kini sudah berkembang menjadi 230 ekor itik dalam waktu yang tidak genap satu tahun.

Untuk 230 ekor itik, dalam setiap harinya Yusman menghabiskan biaya pakan sedikitnya sekitar Rp75 ribu yang terdiri dari dedak dan ampas tahu.

Namun selain mendapatkan keuntungan dari menjual daging itik, dia juga mendapatkan keuntungan dengan menjual telur itik yang setiap harinya rata-rata bisa mencapai Rp170 ribu.

‘’Pertama saya hanya memiliki tiga ekor itik yang terdiri dari 2 betina dan 1 pejantan. Setelah itu berkembang hingga seperti ini,’’ tutur Yusman, saat dihampiri wartawan di kediamanya, Senin (13/8).

Diutarakan Yusman, bahawa usaha ternak yang berawal dari sekadar hobi ini dimulainya pada bulan Oktober 2011 lalu, dengan diawali biaya sendiri.

Sebelumnya, bapak beranak tiga ini menggeluti profesi sebagai pedagang yang berjualan barang harian, tapi setelah coba-coba dan merasakan keuntungan dari hasil ternak unggas jenis itik yang dimulainya dari nol tersebut, dia pun berputar haluan profesi dari berdagang menjadi peternak.

‘’Setalah saya geluti, akhirnya saya merasakan kenikmatanya dan hingga saya memutuskan untuk menjadi seorang peternak seperti sekarang,’’ tuturnya, sambil memberi pakan ternak.

Sementara itu, sebelum dibawa Dinas Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan (DTPHP) Inhil, Juni 2012 kemarin ke Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk menghikuti studi banding, Yusman mengaku belajar ternak hanya diperolehnya dari bertanya kepada teman-teman dan tetangga serta belajar dari buku.

‘’Yang jelas saya tetap mengucapkan terima kasih kepada DTPHP, karena di sana kami diberikan beberapa materi seperti pembelajaran mengenai telut tetas, telur konsumsi, pemeliharaan itik potong dan yang terakahir tantang tata cara penetasan telur,’’ jelasnya.

Namun, ketika disinggung mengenai pilihan yang dipilihnya dari beberapa materi tersebut, Yusman menjawab, untuk saaat ini dia masih menjajaki tentang semua itu, namun apabila sudah merasakan dan mana yang lebih menguntungkan barulah dia bisa memilih salah satu dari empat materi tersebut.

‘’Belum bisa saya tentukan sekarang ini, saya juga masih menjajaki. Kalau ke depannya mungkin bisa saya pilih salah satu dari semua itu. Yang jelas saat ini, kita sangat berharap bantuan dari pemerintah, mudah-mudahan bisa terealisasikan,’’ ujarnya penuh harapan.(*1/mar)