Awalnya, beternak bebek hanya dilakukan oleh masyarakat perdesaan sebagai sumber pendapatan sampingan. Namun, saat ini banyak masayarakat diperkotaan yang juga mulai melirik bisnis bebek sebagai salah satu sumber pendapatan. Pasalnya, tehitung sejak sekitar tahun 2000-an peminat ternak bebek semakin bertambah seiring menjamurnya rumah makan yang menyajikan menu olahan daging bebek.
Sampai akhir tahun 1990an, kuliner berbahan dasar daging bebek belum lazim di Indonesia. Di Jawa Tengah misalnya, hanya ada beberapa masakan olahan daing bebek yang cukup terkenal, yaitu opor bebek dan bumbu tumbuk.
Biasanya, masakan tersebut hanya tersedia pada acara -acara tertentu saja. Keadaan seperti ini menjadikan unggas tersebut bukan sebagai komoditas yang biasa diperdagangkan di pasar seperti halnya ayam pedaging.pada saat - saat tertentu memang diperdagangkan bebek yang difungsikan sebagai pedaging, tapi umurnya berasal dari itik betina petelur apkir berumur 1,5 - 2 tahun.
Namun, sejak kuliner bebek terutama menu Bebek Goreng diperkenalkan dan populer di Indonesia sejak tahun 2000-an, perdagangan bebek pedaging mulai marak di pasar. Kepopuleran daging bebek dikalangan masyarakat terjadi karena dua sebab. Pertama, cita rasa daging bebek yang ternyata lebih gurih dibandingkan daging ayam atau unggas lainya. Kedua, daging bebek memiliki kandungan gizi dan karakteristik yang menguntungkan bagi kesehatan manusia.Jika mengonsumsi 45 gram daging bebek bagian dada, akan setara dengan mengonsumsi 90 gram udang, 32gram daging sapi, 24 gram ikan sarden, 82gram daging kepiting, 50gram daging kelinci, 50gram daging ikan, 45gram daging ayam, atau 140 gram yoghurt.
pada tahun 2000, 7 dari setiap 10 orang yang ditanya menyatakan lebih suka daging ayam dari pada daging bebek. sembilan tahun kemudian, perbandingan orang yang menyukai daging itik sebanding dengan penyuka daging ayam. Hal ini menunjukkan betapa besarnya pasar bebek pedaging saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar